KegiatanWarta

Musyawarah Ranting NU Desa Pangauban: Dari Pangauban untuk Peradaban

Semarak Musyawarah Ranting Nahdlatul Ulama Pangauban Kecamatan Pacet

Bandung, 19 Oktober 2025 M / 27 Rabiul Akhir 1447 H

Musyawarah Ranting (Musran) Nahdlatul Ulama Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, berlangsung khidmat dan penuh semangat dengan mengusung tema “Dari Pangauban untuk Peradaban”. Kegiatan ini menjadi tonggak sejarah baru dalam perjalanan organisasi keagamaan terbesar di tingkat desa tersebut, karena terlaksana secara tertib sesuai dengan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), serta Peraturan Perkumpulan (Perkum) Nahdlatul Ulama yang berlaku.

Acara yang digelar di Aula Desa Pangauban ini diawali dengan penampilan seni musik Hadroh dari Badan Otonom NU setempat, yang menambah semarak suasana pagi. Setelah itu dilanjutkan dengan laporan Ketua Pelaksana Musran dan sambutan Kepala Desa Pangauban.
Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Pacet (K.H. Abdul Ghani) turut hadir memberikan pengarahan sekaligus Mau‘izhah Hasanah dan secara resmi membuka kegiatan Musran.

Turut hadir para pengurus Anak Ranting, badan otonom NU, tokoh masyarakat, serta lebih dari dua pertiga peserta dengan hak suara, yang membuktikan bahwa Musran ini sah secara quorum dan konstitusional.

*Jalannya Sidang Pleno: Demokratis dan Dinamis*

Rangkaian sidang pleno berlangsung dalam empat sesi yang berjalan tertib namun dinamis.
Pada Sidang Pleno I, peserta menetapkan agenda acara dan tata tertib persidangan.
Pleno II membahas dan menerima Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Ranting NU Pangauban periode sebelumnya, yang diterima secara bulat oleh forum.
Selanjutnya Pleno III diisi dengan sidang komisi yang dibagi menjadi tiga:

  1. Komisi A membahas bidang Keorganisasian,
  2. Komisi B menyusun Program Kerja dan strategi penggalian dana,
  3. Komisi C merumuskan rekomendasi dan arah kebijakan organisasi ke depan.

Sidang komisi berjalan hangat, penuh dinamika, dengan berbagai masukan dan interupsi konstruktif dari para peserta. Hal ini menunjukkan semangat partisipatif warga NU Desa Pangauban dalam menata langkah organisasi secara lebih profesional dan berdaya guna.

Memasuki Sidang Pleno IV, forum menerima pernyataan demisioner dari Pengurus Ranting NU masa khidmat 2020–2025. Setelah itu dilanjutkan pemilihan Ahlul Halli Wal ‘Aqdi (AHWA) yang terdiri dari lima ulama sepuh perwakilan setiap wilayah. Dari hasil musyawarah AHWA, terpilih dan ditetapkan Ustadz Ahmad Syahid, S.Ag sebagai Rais Syuriyah NU Desa Pangauban masa khidmat 2025–2030, menggantikan Ustadz Setiawan, S.Ag yang telah memimpin selama dua periode dengan penuh dedikasi.

Pemilihan Tanfidziyah: Aklamasi Penuh Semangat Kekeluargaan

Proses pemilihan Ketua Tanfidziyah berlangsung penuh kehati-hatian dan semangat musyawarah. Awalnya, tidak ada calon yang secara langsung menyatakan kesiapan. Atas arahan pimpinan sidang dari MWC NU Kecamatan Pacet, forum kemudian meninjau kembali kader-kader NU Pangauban yang telah mengikuti pelatihan Pengkaderan Dasar Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKNU) yang berjumlah delapan orang.

Setelah diberikan waktu untuk menyatakan kesediaan, hanya Ustadz Tatan Hardiansyah yang dengan penuh tanggung jawab menyatakan siap menahkodai NU Desa Pangauban untuk periode mendatang. Dengan demikian, forum secara bulat menetapkannya sebagai Ketua Tanfidziyah NU Desa Pangauban 2025–2030 melalui mekanisme aklamasi, disetujui oleh seluruh peserta dan Rais Syuriyah terpilih.

Apresiasi, Harapan, dan Penutup yang Mengharukan

Dalam suasana haru dan penuh rasa syukur, beberapa peserta menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya Musyran yang berjalan tertib dan demokratis. Mereka menilai kegiatan ini menjadi pengalaman berharga sekaligus pembelajaran nyata dalam berorganisasi sesuai garis struktural NU dari pusat hingga ranting.

Ketua Pelaksana Musyawarah Ranting NU Desa Pangauban, Ustadz Pupu Fakhrurozi, M.Pd., menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan Musran dengan lancar, tertib, dan penuh semangat ukhuwah.

“Alhamdulillah, Musran kali ini menjadi momentum penting bagi seluruh kader dan pengurus NU di tingkat ranting. Dengan tema ‘Dari Pangauban untuk Peradaban’, kita ingin menegaskan bahwa NU tidak hanya hadir di ruang ibadah, tetapi juga di ruang sosial, pendidikan, dan kebudayaan masyarakat,” tutur Ustadz Pupu.

Sementara itu, Ustadz Setiawan, S.Ag, Rais Syuriyah periode sebelumnya, menyampaikan pesan agar hasil Musyran ini dijadikan momentum untuk memperkuat khidmah dan soliditas jamaah.
Beliau berpesan agar kepengurusan baru mampu menjaga tradisi baik, meningkatkan kualitas kegiatan keagamaan, serta menumbuhkan kemandirian organisasi.

“Ini bukan sekadar jabatan, tapi amanah perjuangan. Saya menerima tugas ini dengan niat khidmah lillahi ta‘ala. Semoga NU Desa Pangauban bisa menjadi teladan dalam menjaga akidah Ahlussunnah wal Jama‘ah dan menebar manfaat bagi masyarakat,” ujar Ustadz Ahmad Syahid.

Serah terima Laporan pertangungjawaban Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pangauban, kecamatan Pacet

Lebih lanjut beliau menegaskan pentingnya sinergi antara kepemimpinan Syuriyah dan Tanfidziyah agar gerak organisasi tetap seimbang antara spiritualitas dan sosial kemasyarakatan.

“Syuriyah dan Tanfidziyah ibarat dua sayap dalam satu tubuh jam‘iyyah. Keduanya harus saling menguatkan. Mari kita jadikan Musran ini sebagai awal kebangkitan baru dari Pangauban untuk peradaban,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ketua Tanfidziyah terpilih Ustadz Tatan Hardiansyah menyampaikan tekadnya untuk menjadikan NU Desa Pangauban sebagai rumah besar jam‘iyyah yang lebih aktif, inklusif, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Acara ditutup dengan kalimat Ikhtitam dan doa bersama, dilanjutkan dengan mushafahah (saling bersalaman) antara seluruh peserta dan tamu undangan, sebagai tanda ukhuwah dan kekompakan antar warga Nahdliyyin.

Pewarta : Deden Sofwan Ismail

Editor : Muhammad Syakir

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button